Minggu, 22 November 2015

He path of light and the Garden of Truth

We have created a planet earth of " kidults",
Perpetual adolescents trapped by material desires, with no access to higher realms and little sense of purpose or moral responsibility.

Terasing dalam tubuh sendiri, inilah ciri manusia di zaman ini. 
Di rumah salah, di kantor tidak betah, duduk gelisah, berjalan pun resah.
Tubuh ini (bumi as planet earth) seperti tungku panas yang pengap bagi jiwa.
Sehingga bisa dipahami bahwa menurut ramalan WHO, salah satu beban berat dunia di tahun 2020-2025 adalah tingginya angka orang depresi dan stress. 
Sehingga menimbulkan pertanyaan, adakah bumi (tubuh) sejuk yang bisa menjadi tempat berteduh bagi jiwa dan pikiran supaya tenang?  Ada.
We should make this planet earth as the garden of Truth and path of light. 

Di taman ada tempat untuk olahraga dan hiburan, merasakan kesegaran oxigen, di taman ada cahaya matahari, bulan, awan, bintang, cacing, belalang, batu, serangga, kupu kupu, pepohonan, rumput, sidik jari manusia, dan terutama bunga dan sampah daun kering layu yang ditelan hangat bumi. 
Penderitaan terjadi saat tubuh ini banyak mengalami kegelapan. 
Dari kegelapan ketidaktahuan, kemelekatan kepada selain Tuhan, hingga menggenggam berlebihan apa apa yang menyenangkan, dan menendang berlebihan apa saja yang menjengkelkan. 

Akibatnya, kehidupan manusia seperti bandul yang terus terusan bergerak kelelahan tanpa mengenal henti. Inilah akar banyak sekali depresi, sakau (stress yang ber kepanjangan. 
Melalui the garden of Truth dan path of light maka jalan kehidupan akan penuh kesembuhan, karena ia membuat gerakan bandul pikiran, perasaan, persepsi, dkk semakin lama semakin halus. 
Sampai suatu ketika bandul nya istirahat di titik tengah kekinian yang disebut in the here in the now, silentness, nothingness, no motion, no action in action. 
Khusyuk, keheningan yang penuh kemilau cahaya. Keheningan yang melahirkan Kasih sayang. 
Di titik inilah lahir penemuan " kebahagiaan adalah buah kepedulian mendalam pada orang lain. 
Kepedulian ini lahir bukan karena takut neraka dan serakah kemaruk pada surga, tapi karena di titik tengah khusyuk secara alamiah, sungai sungai bermuara dengan riang kembali ke kedalaman samudra, ruh dan jiwa mengalami keterhubungan yang menawan dengan Maha Ruh (ruh Al a'zam). 
Sesampai disini, cinta, kasih sayang, kebajikan tidak lagi membelenggu tapi memerdekakan, tidak lagi menjadi perintah agama, ia menjadi nutrisi, vitamin jiwa yang menyehatkan. 
Ia menyirami taman jiwa di dalam sekaligus taman jiwa di luar. Selamat makan pagi , siang, dan malam dengan nutrisi yang menyehatka n tubuh dan jiwa. 

YD